Kebudayaan part 1- Ulos Batak (Sadum dan Ragihotang )
inilah acara yang tepat 1 tahun lalu diadakan keluarga ku..
lagi liat-liat gambar dapet inspirasi buat nulis blog.
apa sih makna dari ulos yang dipakai ibu saya (ulos sadum) dan ayah saya (ulos Ragihotang)
berikut ini ulasannya :
Mangulosi adalah suatu kegiatan adat yang sangat penting bagi orang
batak. Dalam setiap kegiatan seperti upacara pernikahan, kelahiran, dan
dukacita ulos selalu menjadi bagian adat yang selalu di ikut sertakan.
Menurut pemikiran moyang orang batak, salah satu unsur yang
memberikan kehidupan bagi tubuh manusia adalah “kehangatan”. Mengingat
orang-orang batak dahulu memilih hidup di dataran yang tinggi sehingga
memiliki temperatur yang dingin.
Demikian juga dengan huta/kampung yang ada di daerah tapanuli umumnya
di kelilingi dengan pepohonan bambu. Dimana memiliki kegunaan bukan
hanya sebagai pagar untuk menjaga serangan musuh saja, namun juga
menahan terjangan angin yang dapat membuat tubuh menggigil kedinginan.
Ada 3 hal yang di yakini moyang orang batak yang memberi kehidupan
bagi tubuh manusia, yaitu : Darah, Nafas dan Kehangatan. Sehingga “rasa
hangat” menjadi suatu kebutuhan yang setiap saat di dambakan.
Ada 3 “sumber kehangatan” yang di yakini moyang orang batak yaitu :
matahari, api dan ulos. Matahari terbit dan terbenam dengan sendirinya
setiap saat. Api dapat di nyalakan setiap saat, namun tidak praktis
untuk di gunakan menghangatkan tubuh, misalnya besarnya api harus di
jaga setiap saat sehingga tidur pun terganggu. Namun tidak begitu halnya
dengan Ulos yang sangat praktis digunakan di mana saja dan kapan saja.
Ulos pun menjadi barang yang penting dan di butuhkan semua orang
kapan saja dan di mana saja. Hingga akhirnya karena ulos memiliki nilai
yang tinggi di tengah-tengah masyarakat batak. Dibuatlah aturan
penggunaan ulos yang di tuangkan dalam aturan adat, antara lain :
- Ulos hanya di berikan kepada kerabat yang di bawah kita. Misalnya Natoras tu ianakhon (orang tua kepada anak).
- Ulos yang di berikan haruslah sesuai dengan kerabat yang akan di
beri ulos. Misalnya Ragihotang diberikan untuk ulos kepada hela (menantu
laki-laki).
Sedangkan menurut penggunaanya antara lain :
- Siabithonon (dipakai ke tubuh menjadi baju atau sarung) digunakan ulos ragidup, sibolang, runjat, jobit dan lainnya.
- Sihadanghononhon (diletakan di bahu) di gunakan ulos Sirara, sumbat, bolean, mangiring dan lainnya.
- Sitalitalihononhon (pengikat kepala) di gunakan ulos tumtuman, mangiring, padang rusa dan lain-lain.
Saat ini kita tidak membutuhkan ulos sebagai penghangat tubuh di saat
tidur ataupun saat beraktifitas, karena ada berbagai alat dan bahan
yang lebih maju untuk memberi kehangatan bagi tubuh pada saat berada
pada udara yang sangat dingin. Tetapi Ulos sudah menjadi perlambang
kehangatan yang sudah mengakar di dalam budaya batak.
Namun ini juga menjadi tantangan bagi budaya batak pada masa depan,
karena cara pandang dan penghargaan anak-anak muda masa depan sangat
berbeda dengan para orang tua yang sempat merasakan berharganya nilai
ulos dalam kekerabatan. Akankah anak-anak kita memandang ulos seperti
memandang “kain pada umumnya”, bahkan lebih parahnya setelah kain
tersebut di gunakan dalam acara adat yang melelahkan kemudian ulos
tersebut tersimpan rapat dalam lemari saja.
Sangat berbeda “rasanya” dengan dengan menggunakan setelan jas yang
modis dan ingin menggunakannya lagi dan lagi begitu setiap saat.
Jangan-jangan yang terbayang dalam pikiran mereka saat melihat ulos
yang tergolek dalam lemari adalah acara adat yang melelahkan, njelimet
adatnya, pusing karena gak tau bahasa batak, malu karena gak pinter
martutur (menempatkan diri dalam pertalian darah atau keturunan).
Akan sangat banyak tantangan masa depan yang akan menghimpit “niat
maradat” bagi generasi muda masa depan. Seperti masalah ke uangan,
penggunaan waktu, perkembangan pola pikir praktis, berkurangnya
“rajaparhata” (orang yang mengetahui adat dan dapat memandu kegiatan
adat dari awal hingga akhir).
RagihotangUlos Ragihotang merupakan Ulos
yang mempunyai ragi (corak) rotan (hotang). Ulos ini
biasanya diberikan kepada sepasang pengantin, sehingga disebut juga Ulos
Marjabu. Tujuan pemberian Ulos ini adalah agar ikatan batin kedua
pengantin seperti rotan. Pemberian Ulos ini kepada si pengantin dengan
cara disampirkan dari sebelah kanan pengantin, ujungnya dipegang dengan tangan
kanan laki-laki, dan ujung sebelah kiri oleh perempuan lalu disatukan di tengah
dada seperti terikat.
Ulos ini juga
digunakan untuk mangulosi seseorang yang dianggap picik, dengan harapan
agar Tuhan memberikannya kebaikan sehingga orang tersebut rajin berkerja. Dalam
upacara kematian, Ulos ini dipakai untuk membungkus jenazah, sedangkan
dalam upacara penguburan kedua kalinya, digunakan untuk membungkus
tulang-belulangnya. Oleh karenanya, Ulos ini mempunyai derajat yang
cukup tinggi.
Ulos SadumUlos Sadum biasanya dipakai dalam
acara-acara yang penuh keceriaan. Hal ini dikarenakan Ulos ini mempunyai
ragam warna yang cerah. Begitu indahnya Ulos ini sehingga sering
digunakan sebagai hiasan dinding atau diberikan sebagai kenang-kenangan,
khususnya kepada pejabat yang berkunjung ke daerah Batak.Di Tapanuli Selatan, Ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki/parompa
(gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja. Selain itu, Ulos
ini juga digunakan sebagai alas sirih di atas piring besar (pinggan godang
burangir/harunduk panyurduan) untuk mengundang (marontang)
raja-raja.
Best Casino in North Carolina - Mapyro
BalasHapusFind your nearest casino in North 진주 출장안마 Carolina. 경상북도 출장안마 See available ticket 나주 출장마사지 prices, hours, directions, coupons, and other useful 청주 출장마사지 information. Rating: 3.2 · 전라남도 출장마사지 22 reviews