Jumat, 26 Desember 2014

penulis 40 kitab di Alkitab menurut hasil penelitian sejarah


1.     Musa
Musa menuliskan 5 kitab pada perjanjian lama, anatara lain : kejadian, keluaran, iumamat, bilangan dan ulangan. Musa adalah anak dari amram dan yokhebed, musa dibuang ketika bayi dimana saat itu masa anak laki-laki yang lahir harus dibunuh. Setelah dewasa musa menjadi seorang penggembala domba. Tuhan menemui musa ketika musa sedang menggembalakan dombanya. Sejak saat itu musa menjadi tangan kanan Tuhan untuk membimbing manusia keluar dari tanah perbudakan.

2.Yosua
Yosua adalah hmaba Tuhan yang melanjutkan pekerjaan Musa, yosua dipilih musa ketika musa hampir meninggal. Yosua menerima perintah Tuhan untuk menyeberangi sungai Yordan dengan mengirim dua orang untuk melihat-lihat kota Yerikho. Kemudian Yosua merayakan hari Paskah dan mendirikan tanda peringatan. Akhirnya, dengan pertolongan Tuhan bangsa Israel dapat merebut kota Yerikho. 
3.      Samuel
Samuel adalah anak dari elkana dan hana, Samuel adalah hamba Tuhan yang melayani di gerejea bersama nabi eli.

4.      Yeremia
Yeremia adalah penulis kitab 1 dan 2 raja-raja. Yeremia adalah seorang nabi yang diurapi Tuhan untuk melakukan perintah-Nya.

5.      Ezra
Ezra adalah penulis dari kitab 1-2 Tawarikh, Ezra, Nehemia. Ezra (menjabat tahun 480–440 SM) adalah imam dan ahli Taurat Yahudi. Karena itu dia disebut sebagai Ezra, Menurut Kitab Ezra di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, dia berangkat dari Babel bersama orang-orang buangan, yang meliputi para imam dan orang-orang Lewi untuk mengajarkan kembali hukum Taurat di Yerusalem (Ezra 7-10 dan Nehemia 8).

6.      Daud
Daud adalah penulis kitab mazmur. Daud adalah seorang penggembala yang berhasil mengalahkan goliath dan memdapatkan berkat untuk menggantikan Saul menjadi raja.


7.      Salomo
Salomo adalah penulis kitab amsal. Salomo adalah anak dari daud, salomo berprofesi sebagai raja menggantikan daud. Salomo juga adalah raja yang mendapat hikmat dari Allah.


8.      Yesaya
Yesaya  adalah figur utama dalam Kitab Yesaya. Ia adalah nabi Yudea abad ke-8 SM. Ia dipanggil sebagai nabi pada tahun matinya raja Uzia, sekitar tahun 740 SM. Yesaya bernubuat sekurang-kurangnya 40 tahun pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda.

9.      Yeremia
Yeremia adalah salah satu nabi perjanjian lama yang berkarya sebelum bangsa Israel (Kerajaan Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel dan merupakan penulis atau narasumber Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani atau Alkitab Kristen. Yeremia lahir di Anatot dan hidup sekitar tahun 645 SM, tidak lama setelah pemerintahan raja Manasye berakhir. Ia adalah anak imam Hilkia dari Anatot. Meskipun tidak ada bukti yang secara langsung mendukungnya, Yeremia diduga adalah keturunan Abyatar, imam raja Daud, yang dipecat oleh raja Salomo dari jabatan imamnya di Yerusalem dan diasingkan ke tanah miliknya di kota Anatot (bnd. 1 Raja-raja 2:26-27). Menurut keterangan Alkitab (Yeremia 1:6), Yeremia dipanggil sebagai nabi ketika ia masih muda dan belum pandai bicara, yaitu pada masa pemerintahan raja Yosia, tahun 627 SM. Yeremia melakukan tugasnya sebagai nabi selama pemerintahan lima raja Yehuda, yaitu pada masa raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia.
10.  Daniel
Daniel adalah seorang nabi dari Bani Israel, yang dikenal dalam ajaran agama Yahudi dan Kristen, terutama dicatat dalam Kitab Daniel di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam ajaran Islam ia tidak termasuk salah satu dari 25 nabi yang wajib diketahui, namun demikian ahli sejarah mengatakan bahwa ia termasuk nabi yang pernah hidup dan meninggal di Mesir. Ia dikatakan masih keturunan dari Dawud.
11.  Yehezkiel
Yehezkiel  adalah salah satu nabi Yehuda yang bernubuat pada pembuangan sekitar tahun 593-571 SM. Ia menegur, menasihati dan menghiburkan bangsa Israel dalam pembuangan, di mana kata-katanya ini tertulis dalam Kitab Yehezkiel, yang terdapat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Yehezkiel adalah anak Busi, berasal dari keluarga imam. Dibesarkan di Palestina, mungkin di Yerusalem, dan dibawa ke Babel pada tahun 597 SM. Setelah lima tahun masa pembuangan (sekitar tahun 593 SM), pada usia tiga puluh tahun ia dipanggil Allah menjadi nabi (Yehezkiel 1:1). Dalam pembuangan tersebut, ia tinggal di Tel Abib di tepi sungai Kebar. Yehezkiel menikah namun istrinya meninggal secara mendadak sebagai salah satu bentuk tindak kenabian Yesaya, sebab Allah telah menyatakan sebelumnya sebagai tanda bagi Israel. Oleh karena penglihatan, tingkah laku dan tindak kenabiannya, Yehezkiel kerap disebut ekstatik, pengkhayal, ataupun dianggap orang yang mengalami gangguan jiwa. Ia melakukan beberapa tindak kenabian.
12.  Hosea
Hosea adalah anak Beri dan seorang nabi di Israel pada abad ke-8 SM. Ia adalah salah seorang dari keduabelas nabi kecil dalam Kitab Suci Ibrani atau Perjanjian Lama orang Kristen. Tidak ditemukan dengan lengkap tentang kehidupan atau      status sosial Hosea. Akan tetapi menurut Kitab Hosea, ia menikah dengan seorang pelacur bernama Gomer, anak Diblaim, atas perintah Allah. Kehidupan pernikahannya dengan Gomer tersebut, merupakan gambaran mengenai relasi Allah dengan umatnya        dan mempertontonkan kemerosotan Israel pada waktu itu. Hosea memiliki tiga orang anak yang diberi nama-nama simbolis, yaitu Yizreel, Lo-Ruhama, dan Lo-Ami.
13.  Yoel
Yoel adalah salah satu dari keduabelas nabi kecil dan penyusun Kitab Yoël. Nabi Yoel dalam urutan Alkitab Kristen ditempatkan sesudah nabi Hosea, sebagai nabi kecil yang kedua menurut urutan itu. Ia adalah anak laki-laki Petuel. Identitas pribadinya hanya diketahui lewat kitabnya. Nama Yoël berarti "TUHAN adalah Allah". Ia bekerja di sekitar Bait Allah, sehingga ia disebut nabi kultis.
14.  Amos
Amos adalah seorang nabi di Israel pada abad ke-8 SM. Tidak ada yang dapat diketahui mengenai nabi Amos di luar tulisannya. Nama Amos berarti "beban." Ia penduduk Tekoa wilayah Yehuda, yang terletak kira-kira 16 km sebelah selatan Yerusalem dan 6 km sebelah selatan Bethlehem. Desa Tekoa terletak di perbukitan kurang lebih seribu meter di atas permukaan laut. Wilayah pertaniannya subur, memiliki beberapa sumber air, dan menjadi tempat pengintaian yang penting dalam pertahanan wilayah Yehuda (bnd.Yeremia 6:1 ). Amos dipanggil dari desa tersebut untuk menyampaikan warta di tempat peziarahan Betel. Ia bukan nabi profesional yang terikat pada salah satu tempat peziarahan atau ibadat, tetapi sesuai dengan pengakuannya, ia adalah seorang peternak dan pemelihara pohon korma atau pencari buah hutan. sehingga, kemungkinan besar ia tidak diasuh dalam golongan para nabi dan tidak melalui pendidikan untuk menjadi nabi di sekolah atau perkumpulan.
15.  Obaja
Nabi Obaja diakui sebagai penulis kitab yang paling singkat dalam Perjanjian Lama, yaitu Kitab Obaja, yang terdiri dari hanya 11 ayat dalam satu pasal saja. Ada dua teori tentang waktu pelayanannya, yang disebabkan oleh beberapa hal yang tidak jelas secara historis dalam kitab yang mengandung namanya. Andaikata, seperti yang diyakini oleh sekumpulan pakar, Kitab Obaja ditulis pada masa penghancuran Yerusalem oleh bangsa Filistin dan Arab, maka waktu penulisannya adalah antara tahun 848 dan 840 SM. Andaikata teori utama kedua yang benar, bahwa kejadian-kejadian yang direkam dalam tulisan-tulisannya merujuk kepada penyerbuan atas Yerusalem oleh Nebukadnezar dari Babilonia, maka tanggal penulisannya mestinya lebih dekat ke 586 SM. Tekanan utama pelayanan nabi ini, yang dicerminkan dalam tema-tema kitabnya, adalah kemenangan akhir umat Allah bila mereka mempertahankan iman mereka. Edom digunakan sebagai contoh kegagalan untuk mewujudkan cinta kasih kepada sesama pada masa-masa kesusahan, (Kitab Obaja 1:1-17) dan kemenangan akhir Israel dinyatakan dalam suatu penglihatan tentang masa depan. (Obaja 1:18-21)
16.  Yunus 
Yunus adalah salah seorang nabi dalam agama Samawi (Islam, Yahudi, Kristen) yang disebutkan dalam Al-Qur'an dalam Surah Yunus dan dalam Alkitab dalam Kitab Yunus. Ia ditugaskan berdakwah kepada orang Assyiria di Ninawa-Iraq. Namanya disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Quran dan wafat di Ninawa-Iraq.

17.  Habakuk
Habakuk atau Havakuk adalah seorang nabi dalam Alkitab dan Tanakh. Nama ini kemungkinan berkaitan dengan kata dalam bahasa Akkadia untuk sejenis tanaman, atau arti katanya dalam bahasa Ibrani berarti "rangkulan".[1] Habakuk adalah nabi ke-8 dari 12 nabi-nabi kecil dan kemungkinan juga penulis Kitab Habakuk, yang menggunakan namanya.
18.  Zefanya atau Tzfanya
Zefanya adalah nama beberapa tokoh dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Tanakh Yahudi. Ia juga disebut Sophonias seperti dalam New Catholic Encyclopaedia dan dalam Easton's [Bible] Dictionary. Nama ini berarti "Tuhan telah menyembunyikan", atau "Tuhan dari kegelapan".
19.  Mikha
Mikha adalah nama dari beberapa tokoh dalam Kitab Suci Ibrani (Perjanjian Lama), dan berarti seperti siapakah TUHAN? Nabi Mikha berasal dari Moresyet-Gat. Ia merupakan salah satu nabi yang berkarya pada abad 8 SM. Akan tetapi, ia tampaknya bukan seorang nabi profesional. Walaupun demikian, ia dicatat sebagai nabi pertama yang memberitakan bahwa Yerusalem dan Bait Allah akan dihancurkan (bnd. Mikha 3:12).





20.  Hagai

Hagai adalah salah seorang dari keduabelas nabi kecil dan penulis Kitab Hagai. Ia hidup sezaman dengan Zakharia. Ia berkarya setelah tahun 520 SM, yaitu pada pada masa bangsa Israel telah kembali dari pembuangan di Babel. Ia mungkin adalah salah seorang dari mereka yang dibuang ke Babel oleh Nebukadnezar dan mewartakan pesan Allah mengenai pembagunan kembali Bait Suci setelah kembali dari pembuangan.

21.  Matius
Matius termasuk salah satu pengikut mula-mula dan rasul Yesus Kristus, Matius awalnya dicatat di Matius 9:9 dan Matius 10:3 sebagai seorang bekas pemungut cukai dari Kapernaum yang dipanggil menjadi salah seorang dari Keduabelas Rasul oleh Yesus sendiri. Di bagian Alkitab lain, ia dimasukkan ke dalam daftar Keduabelas Rasul, tanpa keterangan mengenai latar belakangnya, di Markus 3:18, Lukas 6:15 and Kisah Para Rasul 1:13. Dianggap sama dengan tokoh Lewi, putra Alfeus, yang dicatat dalam Injil Markus

22.  Markus
Markus sang Penginjil (bahasa Latin: Mārcus; bahasa Yunani: Μρκος; bahasa Koptik: Μαρκοϲ; bahasa Ibrani: מרקוס) seorang Kristen yang hidup di abad ke-1 dan diyakini sebagai penulis Injil Markus (bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen). Di sejumlah bagian Alkitab namanya ditulis "Yohanes yang disebut (juga) Markus".[

23.  Lukas
Lukas atau kadang kala juga disebut Lukas sang Penginjil (Ibrani: לוקא; Yunani: Λουκάς Loukás) adalah salah seorang pemimpin pertama umat Kristiani yang oleh tradisi dipercaya sebagai penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul

24.  Barnabas
Barnabas adalah salah satu anggota jemaat mula-mula di Yerusalem.[1][2] Nama aslinya adalah Yusuf.[2] Ia dipanggil Barnabas oleh para rasul.[1] Arti Barnabas adalah "anak penghiburan".[2] Barnabas adalah orang Yahudi dari keturunan suku Lewi yang berasal dari Siprus.[2] Barnabas dikenal sebagai orang jujur yang menjual ladangnya dan uang hasil penjualannya diletakkan di depan kaki rasul-rasul (Kisah Para Rasul 4:37). Barnabas pertama kali berjumpa dengan Paulus ketika Paulus berkunjung ke Yerusalem dan Barnabaslah yang kemudian memperkenalkan Paulus kepada para rasul (Kisah Para Rasul 9:27).[1] Barnabaslah yang meyakinkan pengikut Yesus, jika Paulus yang saat itu dikenal sebagai Saulus yang terkenal penganiaya pengikut Yesus, sekarang sudah menjadi bagian dari murid-murid Yesus sejak Paulus melihat Tuhan dan mengajar di Damsyik dalam nama Yesus (Kisah Para Rasul 9:27). Bersama dengan Paulus, Barnabas diutus oleh jemaat di Antiokhia untuk memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi.[1] Kemudian Yohanes yang disebut Markus ikut bergabung bersama mereka untuk memberitakan Injil ke Siprus.



25.  Yudas
Injil Yudas adalah nama sebuah tulisan kuno yang berisi tentang Yudas Iskariot Yudas Iskariot adalah seorang murid yang telah mengkhianati Yesus menurut catatan Alkitab. Di dalam Injil Yudas, perspektif yang dipakai untuk melihat Yudas Iskariot amat berbeda dari yang selama ini dikenal dari Alkitab. Di dalam Injil Yudas, perbuatan Yudas menyerahkan Yesus sehingga Yesus mati di kayu salib tidak dipandang negatif, melainkan justru amat positif. Yudas bahkan dipandang sebagai murid yang terutama di antara murid-murid lainnya karena perbuatannya itu. Perbedaan tersebut amat wajar sebab Injil Yudas merupakan tulisan dari kelompok Kristen Gnostik Pada awal perkembangan kekristenan abad ke-1 dan ke-2 M, aliran Gnostik merupakan salah satu lawan dari kekristenan.
26.  Yohanes
Yohanes (bahasa Yunani Ιωάννης - Ioannes) adalah salah satu dari keduabelas rasul Yesus Kristus. Ia adalah putra dari Zebedeus. Ibunya diyakini bernama Salome. Yohanes adalah saudara dari rasulYakobus yang juga termasuk keduabelas rasul. Dalam Injil, Yohanes dan Yakobus disebut Boanerges yang berarti "anak-anak guruh". Tradisi mempercayai beliau adalah penulis dari beberapa buku dalam Alkitab: Injil Yohanes, tiga surat (Surat 1 Yohanes, Surat 2 Yohanes, Surat 3 Yohanes) dan Wahyu kepada Yohanes.

27.  Paulus dari Tarsus (awalnya Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 Masehi–67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan yang bersumberkan dari pengajaran Yesus Kristus. Paulus memperkenalkan diri melalui kumpulan surat-suratnya dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen sebagai seorang Yahudi dari suku Benyamin, yang berkebudayaan Yunani (helenis) dan warga negara Romawi. Ia lahir di kota Tarsus tanah Kilikia (sekarang di Turki), dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel. Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 9).

Kamis, 09 Oktober 2014

Pancasila sebagai Ideologi Nasional

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

            Dewasa ini, melihat kenyataan yang ada pada masyarakat dalam menghadapi era modern atau globalisasi, masyarakat Indonesia banyak yang melupakan jati diri bangsa, yaitu Pancasila. Padahal terbentuknya Pancasila harus melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
            Secara kausalitas, Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar negara, nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai religius yang kemudian diangkat oleh para pendiri negara untuk dirumuskan menjadi Pancasila.
            Dalam proses penjabaran dalam kehidupan modern antara pandangan hidup masyarakat dengan pandangan hidup bangsa atau yang bisa disebut sebagai ideologi bangsa memiliki hubungan yang bersifat timbal balik. Dengan demikian, dalam negara Pancasila yang pandangan hidup masyarakat tercermin dalam kehidupan negara.
            Berdasarkan uraian di atas, kita hendaknya mengetahui apa itu ideologi bangsa Indonesia dan memahami serta mampe merealisasikan sehingga kita mampu menemukan solusi atas masalah ini.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa itu ideologi?
2.      Apa makna Pancasila sebagai ideologi bangsa?
3.      Bagaimana hubungan pandangan hidup masyarakat dengan pandangan hidup bangsa (ideologi bangsa)?
4.      Apa perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideololgi dunia lainnya?

C.     TUJUAN
1.      Mengetahui makna ideologi.
2.      Mengetahui makna Pncasila sebagai ideologi bangsa.
3.      Memahami dan mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat.
4.      Mengetahui Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi dunia.







BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berari ilmu. Secara harifiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetp sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, dan paham.
Beberapa pengertian ideologi menurut para ahli :
A.      A.S.Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan yang memberntuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok orang.
B.      Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
C.      Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang mnyeluruh dan sesitematis, yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama.
D.     Frans Magenis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka.
·         Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ciri-cirinya : merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat, atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat, isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak.
·         Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya :bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri, dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut. Niali-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung opersional.
Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua, yaitu: sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat.
Sumber semangat yang menjadikan pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat dalam penjelasan UUD 1945 : “terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang mnyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah, dan mencabutnya.”
Ada empat dimensi sifat ideologi, yaitu :
1.    Dimensi realitas : nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama.
2.    Dimensi idealisme : ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.    Dimensi fleksibilitas : ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokratis.
4.    Dimensi normatif : nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma sebagaimana terkandung dalam norma-norma kenergaraan. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 merupakan norma tertib hukum tertinggi dalam negara Indonesia serta merupakan Staatsfundamentalnorm (Pokok Kaidah Negara yang Fundamental). Dalam pengertian ini ideologi pancasila agar mampu dijabarkan dalam langkah operasional, maka perlu memiliki norma yang jelas.
Berikut adalah faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila , yaitu :
1.    Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang secara cepat.
2.    Kenyataan menunjukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
3.    Pengalaman sejarah politik masa lampau.
4.    Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangkan mencapai tujuan nasional.

B.  Makna Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Maknanya adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Kemaanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu berfungsi sebagai sarana pemersatu masyarakat dan dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.
Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang meruapakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia itu sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu  Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif.

C.  Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Dalam proses penjabaran di kehidupan modern antara pandangan masyarakat dengan pandangan hidup bangsa memiliki hubungan yang bersifat timbal balik. Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali pada pandangan hidup masyarakat serta tercermin dalam sikap hidup pribadi warganya. Dengan demikian dalam negara pancasila pandangan hidup masyarakat tercermin dalam kehidupan negara yaitu pemerintah terikat oleh kewajiban konstitusional yaitu kewajiban pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memlihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Dengan suatu pandangan hidup yang jelas maka bangsa Indonesia akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan berbagai masalah politik, sosoial budaya, ekonomi, hukum, hankan, dan persoalah lainnya dalam gerak masyarakat yang semakin maju.  Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia.

D.    Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Dunia Lainnya
Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Liberlisme
·         Perbedaan
Pancasila
Liberalisme
  1. Kepemilikan individu dibatasi pada kepentingan yang tidak menjadi hajat hidup orang banyak.
  2. Bercampurnya kepemerintahan dengan aspek agama.
  3. Masih adanya pembatasan oleh pemerintah dan agama
  1. Kepemilikan individu tidak dibatasi sama sekali.
  2. Aspek pemerintah dan keagamaan dilarang untuk dicampuradukkan.
  3. Penolakan terhadap pembatasan oleh pemerintah dan agama




·         Persamaan
Sama-sama menganut sistem demokrasi, di mana semua orang berhak menyuarakan pendapatnya.
Perbandingan Ideologi Pancassila dengan Fasisme
·         Perbedaan
Pancasila
Fasisme
  1. Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat.
  2. Pendekatan peraturan sesuai dengan jenis peraturan dan sasarannya.
  3. Pemerintah mengatur rakyat pada hal-hal umum saja, sisanya diatur oleh nilai dan norma
  4. Pemerintahan yang demokratis
  1. Kekuasaan tertinggi di tangan pemerintahan (negara) yang berkuasa saat itu.
  2. Peraturan diberikan secara intimidatif agar dipatuhi.
  3. Pemerintah mengatur segala yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh rakyat.
  4. Pemerintahan yang otoriter.

Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Sosialisme
·         Perbedaan
Pancasila
Sosialisme
  1. Hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan jelas dan diperbolehkan sesuai peraturan.
  2. Menimbulkan adanya kelas dalam masyarakat dengan penanganan masing-masing.
  1. Penghapusan sebagian besar hak milik pribadi dan negara menjadi hak milik bersama.
  2. Terciptanya negara tanpa kelas

·         Persamaan
Beberapa negara penganut paham sosialisme masih menganut sistem demokrasi dalam pemerintahan mereka. Dapat dikatakan sosialisme adalah versi lunak dari komunisme.



Perbandingan Ideologi pancasila dengan Komunisme
·         Perbedaan
Pancasila
Komunisme
  1. Hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan jelas dan diperbolehkan sesuai peraturan.
  2. Menimbulkan adanya kelas dalam masyarakat dengan penanganan masing-masing.
  3. Pemerintah yang demokratis
  1. Penghapusan seluruh hak milik pribadi dan negara menjadi hak milik bersama.
  2. Terciptanya negara tanpa kelas
  3. Pemerintahan cenderung otoriter agar rakyat dapat diatur sepenuhnya






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Ada ha-hal yang amat penting dalam melaksanakan ideologi negara Pancasila, agar ideologi tidak disalahgunakan Maka untuk itu, bangsa Indonesia harus memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila yaitu taat asas terhadap nilai-nilai dan ketentuan-ketentuan yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dan Pasal-Pasal dalam UUD 1945. Dimana Pancasila itu sendiri sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Dengan suatu pandangan hidup yang jelas maka bangsa Indonesia akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan berbagai masalah politik, sosoial budaya, ekonomi, hukum, hankan, dan persoalah lainnya dalam gerak masyarakat yang semakin maju. 

B.     SARAN
            Sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya kita mengamalkan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari hal-hal kecil, seperti dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan negara bukan menjadikan Pancasila sebagai teks tertulis yang mati tanpa makna, tetapi menjadikan Pancasila itu pandangan hidup dan mengubah pola pikir tersebut sehingga terciptalah masyarakat yang berideologikan Pancasila.
            Kita juga harus bangga karena bangsa Indonesia telah memiliki Pancasila yang menganut ideologi terbuka yang nilainya selalu mengikuti perkembangan zaman di Indonesia




Studi Kasus
NKRI Harga Mati
            Krisis kebangsaan yang melanda sebagian generasi muda Indonesia menjadi keprihatinan semua pihak. Karena itu, semangat untuk tetap menjunjung tinggi dan terus mengamalkan ajaran pancasila sebagai ideologi bangsa harus dihargai. Saat ini tantangan terberat yang dihadapi pemuda Indonesia diantaranya krisis kecintaan terhadap pancasila dan NKRI. Itu terjadi karena derasnya pengaruh budaya barat, gaya hidup yang individualis, pragmatis dan pemahaman terhadap wawasan kebangsaan yang masih minim.
            Kecintaan terhadap tanah air juga terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, yang baru terjadi beberapa pekan lalu dimana rapat atau sidang RUU Pilkada mengalami bentrok dan tidak mengedepankan lagi nilai demokrasi yang sebagaimana tercantum di Pancasila.
Analisis :
Sikap tokoh politik ini menunjukkan suatu sikap tidak berpedoman kepada pancasila, dimana orang luar atau orang asing lebih mengagumi nilai demokrasi mufakat  bangsa Indonesia. Pandangan hidup bangsa Indonesia tentang mufakat luntur begitu saja hanya karena keperluan politik semata. Ini menunjukkan bahwa Indonesia yang nilai-nilai Pancasilanya telah rapuh luntur dimakan zaman dan globalisasi. Hal ini juga merubah pandangan bangsa Indonesia yang dahulu demokratis menjadi anarkis.
Solusi :
Kita sebagai masyarakat Indonesia hendaknya menjadi manusia Pancasila, yang mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga harus  memerhatikan setiap tindakan kita terutama di depan umum termasuk dalam rapat maupun sidang umum negara. Dimana, setiap kita disorot dari seluruh penjuru dunia. Jika, kita memberikan sikap buruk dan tak mampu lagi mengamalkan pancasila bagaimana nasib negara dan keturunan kita selanjutnya yang pandangan bangsanya dirusak oleh generasi sekarang yang hanya mengikuti perkembangan zaman tanpa membuat pancasila itu sebagai filter atau penyaring dalam tingkat sosialisasi dan bergaul.



DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2004. “Pendidikan Pancasila”. Yogyakarta: Paradigma
Martini. 2013. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Jakarta: Hartomo Media Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Materi Ajar Materi Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta