Rabu, 30 September 2015

Kebenaran Melalui Proses Berpikir

Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
                Pada saat ini, pendidikan mulai memperkenalkan kepada siswa bagaimana cara membuat karya tulis yang berdasarkan penelitian. Mahasiswa pun di haruskan membuat sebuah penelitian guna memenuhi tugas dalam mata kuliahnya. Namun, kebanyakan para siswa maupun mahasiswa salah dalam proses pembuatan tugas tersebut. Seperti, salah sumber, salah penalaran ataupun salah dalam mengambil suatu kesimpulan. Kesalahan tersebut disebabkan kurangnya atau minimnya pengetahuan siswa atau mahasiswa dalam materi penelitian serta kurangnya sikap kritis dalam prosesnya. Kesalahan tersebut adalah kesalahan dasar atau awal dalam penelitian.
                Banyaknya kesalahan yang dibuat masyarakat dalam pendidikan ini baik siswa ataupun mahasiswa pada pembuatan penelitian inilah yang menjadi latar belakang kami untuk membuat makalah yang berjudul “Kebenaran melalui proses berpikir atau bernalar sebagai dasar penelitian”.
B. Rumusan Masalah
       1.            Apakah yang dimaksud dengan penalaran?
       2.            Apakah yang dimaksud penelitian?
       3.            Apakah kriteria kebenaran dalam penelitian?
       4.            Apakah jenis penalaran dalam pembuatan penelitian?
C. Tujuan
       1.            Siswa atau Mahasiswa dapat mengetahui arti dari penalaran
       2.            Siswa atau Mahasiswa dapat mengetahui arti dari penelitian
       3.            Siswa atau Mahasiswa dapat mengetahui jenis dari penalaran dalam pembuatan penelitian
       4.            Siswa atau Mahasiswa dapat mengetahui  kriteria kebenaran dalam penelitian
       5.            Siswa atau Mahasiswa dapat menerapkannya dalam pembuatan makalah penelitian











BAB II
Isi dan Pembahasan
    1.            Penelitian
                      A.            Pengertian
Penelitian adalah suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis yang bertujuan untuk menemukan, mengiterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.
                       B.            Tujuan Penelitian
Menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan berdasarkan data dan fakta.
                       C.            Jenis Penelitian
1)      Penelitian Ilmu Pasti Alam ( Natural Science Research) : Geografi, fisika, pertanian, kimia, dll.
2)      Penelitian Ilmu Sosial ( Social Science Research) : Ilmu Ekonomi, sejarah, hukum, filsafat, dll.
3)      Penelitian ilmun Kebudayaan ( Humanities Research ) : Bahasa, Sastra, Komunikasi, dll.

    2.            Penalaran
                            a.            Pengertian
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang adasehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar boleh benar atau tidak benar. Disinilah letaknya kerja penalaran. Orang akan menerima data atau fakta yang benar dan tentu saja menolaknya jika belum jelas kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satu simpulan ini harus berupa kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang digunakan sebagai data disebut proposisi.

                            b.            Jenis-Jenis Nalar
                                                    a.            Penalaran deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang umum, kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus. Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan dengan secara langsung dan tak langsung.
Ø  Secara langsung adalah simpulan yang ditarik dari 1 premis
Contoh :
·         Semua S adalah P (premis), Sebagian P adalah S (simpuian)
·         Semua S adalah P (premis). Tidak satu pun S adalah tak-P
Ø  Secara tak langsung adalah simpulan deduktif yang ditarik dari 2 premis
Contoh : semua manusia bijaksana
                  Semua polisi adalah manusia
Kesimpulan : jadi, semua polisi bijaksana
             Syarat- syarat yang diperlukan bagi seorang peneliti agar mendapat dasar-dasar deduksi yang benar dan tepat memerlukan ketekunan, ketelitian dan kecermatan dalam mengumpulkan fakta-fakta, cerdas, tajam, dan objektif dalam menganalisis, mengintrepetasi dan menarik kesimpulan.

                                                    b.            Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan – pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih daripada pernyataan (premis).
Bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut               :
Ø  Generalisasi
Generalilsasi adalah poses pernalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh   :
Jika dipanaskan, besi memuai
Jika dipanaskan, tembaga memuai
Jika dipanaskan, emas memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Ø  Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh   :
Nita adalah lulusan akademi A
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan  baik
Ali adalah lulusan akademi A
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
                                                     c.            Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Ø  Sebab – Akibat
Contoh : Tombol bel ditekan maka bel berbunyi
Ø  Akibat – Sebab
Contoh : Edwar jatuh dari pohon karena pohon licin
         
          Dalam cara deduktif pertama kali digunakan oleh Aristoteles yang kemudian diikuti oleh para ahli yang akhirnya mengembangkan proses silogisme. Sedangkan, cara bernalar induktif ini pertama kali muncul pada tahun 1561-1626 dikemukakan oleh Francis Bacon




    3.            Kriteria Kebenaran Ilmu dalam Penelitian
Dalam criteria kebenaran ilmu terdapat 3 jenis kebenaran:
i)        kebenaran koherensi
        kebenaran koherensi adalah apabila pernyataan di anggap benar, jika pernyataan itu bersifat koherensi dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya dan dianggap benar dengan nalar deduktif.
Contoh         : Semua mahasiswa Untirta membayar UKT
                          Adi mahasiswa Untirta
                          Maka, Adi juga membayar UKT
ii)       kebenaran korespodensi
        kebenaran korespodensi ialah apabila pernyataan adalah benar, jika pengetahuan yang terkandung berkorespodensi atau berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut menurut logika induktif dan menggunakan statistika sarananya.
Contoh : jika Ali mengatakan Untirta di Serang. Maka, Ali benar karena memang Untirta sebagai objeknya berada di Serang
iii)     kebenaran pragmatis
        Kebenaran pragmatis ialah apabila suatu pernyataan dianggap benar bila diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional bagi kehidupan praktis. Contoh : Jika Ali bekerja lembur karena Ali ingin mendapatkan uang tambahan. Berarti tidak mungkin Ali bekerja lembur jika tidak ada tambahan yang diperolehnya. ( kecuali keadaan terpaksa, maka kebenaran ini salah).