Senin, 14 Desember 2015

Burung Kecil Bertanya

Seekor burung kecil bertanya kepada kelompok burung, “mengapa terkadang burung suka berddebat kusir?”

Sembari agak bingung sang kepala kelompok menjawab, “ karena burung kadang juga butuh variasi. Kadang mereka butuh hiburan. Juga mereka buthut untuk mengungkapkan semua emosinya. Tapi, memang terkadang itu tidak pada tempatnya.”

Burung kecil itu masih belum puas, dia lalu bertanya, “ Lalu kenapa mereka sampai bisa melewati batas?”

Sang kepala kelompok burung mulai kebingungan. “Kenapa, ya ... Mungkin mereka tidak cukup berhati-hati dalam menjaga ucapan atau tulisan mereka. Mereka sekadar mengikuti emosi mereka belaka. Padahal, emosi juga bisa membuat seekor burung membunuh teman sesama burung. Karena itu, adik kecilku, kau perlu mengendalikan diri.”

Burung kecil itu masih bertanya, “Kenapa ada juga burung yang seenaknya saja menilai burung yang lain, bahkan terkadang menjelek-jelek burung itu?”

Dia berpikir sejenak, “Waduh, itu pertanyaan kelas berat!”. Lalu dia menjawab, “ intinya sama dengan yang tadai. Burun itu kurang bisa mengendalikan dirinya. Mungkin dia menganggap apa yang dia lakukan adalah sebuah proses pendewasaan yang di fasilitasi dengan keterbukaan yang memang dikehendaki oleh nuansa demokrasi, tetapi ketika itu dilakukan tidak dengan cara yang tepat, bisa menimbulkan sakit hati, merusak hubungan antarburung.”

Burung kecil itu bertanya lagi, “Kalau begitu apa yang dilakukan burung itu salah?”
Sang kepala menjawab, “Kalau itu kemudian menimbulkan konflik besar, maka jelas itu adalah sebuah kesalahan. Tapi, dalam kehidupan ini akan banyak riak-riak sperti itu. Karena satu burung tidak sepenuhnya mengerti seperti apa burung lain itu. Karena itu, terkadang interaksi antarburung bisa hanya menjadi hal yang luarbiasa hebatnya ketika menghasilkan sinergi antarburung. Tapi adikku, tidaak baik engkau menilai salah atau tidak. Hanya Tuhan yang paling tahu, mana yang benar dan mana yang salah. Tugas kita hanyalah menjalankan apa yang benar menurut hati nurani kita dengan memperhatikan masukan dari burung yang lain, serta kemudian berusaha memberi saran pada burung lain yang kita anggap berbuat melenceng. Tapi itu bukan erarti dia salah. Bisa jadi itu adalah pelajaran dari Tuhan agar burung itu lebih dewasa dalam menghadapi kehidupan ini.”
Si kecil berkata, “Oh begitu kak.”


Dia melanjutkan, “Ya, memang begitulah kehidupan ini. Semoga kau bisa selamat dalam mengarungi kehidupan ini karena banyak sekali burung yang tersesat ketika mencari jalan migrasi mereka, padahal seharusnya mereka bertanya pada hati nurani mereka.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar