Selasa, 15 Desember 2015

Sandal Kulit Raja

Seorang maharaj akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berfikir, “Ah, ternya jalan di negeriku sangat jelek sekali. Aku harus memperbaikinya”
Maharaja lalu memanggi seluruh menteri istana. Ia memutuskan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja pada menteri istana melakukan-melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri. Di tengah-tengah kesibukkan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap maharaja.
Ia berkata kepada maharaja, “ Wahai paduka, mengapa padduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanya dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki paduka saja?”
Konon sejak saat itulah dduniamenemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut ‘sandal’.
Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita dan dirik kita sendiri dan bukan dengan jalan mengubah dunia.

Karena kita sering keliru dalam menafsirkan ddunia.
Dunia, dalam pikiran kita.
Kadang hanyalah suatu bentuk personal.
Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri.
Tak ada orang lain yang terlibat disana,
Sebab sering kali dalam pandangan kita,

Dunia,  adalah bayang kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar